Pages

Selasa, 20 Maret 2012

SCR

SCR adalah alat semikonduktor empat lapis (PNPN) yang menggunakan tiga kaki anoda, katoda dan gerbang. SCR tidak dapat memperkuat sinyal, SCR tepat digunakan sebagai saklar solid state dan dikategorikan menurut jumlah arus yang dapat beroperasi. SCR arus rendah dapat beroperasi dengan arus anoda kurang dari 1 ampere, sedangkan arus tinggi dapat menangani arus beban ribuan ampere. SCR dapat digunakan untuk penghubung arus pada beban yang dihubungkan pada sumber tegangan AC. Karena SCR adalah penyearah, maka hanya dapat menghantarkan setengah dari gelombang input AC. Oleh karena itu, output maksimum yang diberikan adalah 50%, bentuknya adalah bentuk gelombang DC yang berdenyut setengah gelombang. Ketika SCR dihubungkan pada sumber tegangan AC, SCR dapat juga digunakan untuk merubah atau mengatur jumlah daya yang diberikan pada beban. SCR memerlukan penggeser fasa supaya mempunyai output yang variabel. SCR adalah komponen yang prinsip kerjanya mirip dengan dioda namun dilengkapi dengan gate untuk mengatur besarnya fasa yang dilalukan. Simbol SCR dan struktur dasar SCR terdapat pada gambar 1 (Irving,1987).
scr
 
 Gambar 1 (a) Simbol SCR 

 

                (b) Struktur dasar SCR.
grafik

 
 Gambar 2 Karakteristik SCR.

Dari Gambar 1 (b) dan gambar 2 dapat dipelajari sistem operasi SCR. Ketika katoda SCR lebih positif daripada anoda maka sambungan J1 dan J3 terbias mundur dan SCR akan berusaha memblok aliran arus namun demikian arus bocor balik (reverse leakage current) akan tetap muncul walau kecil sekali, kecuali bila tegangan yang diberikan lebih besar dari tegangan tembus balik (reverse breakdown voltage) sehingga timbul arus bocor balik yang sangat besar yang dapat merusakkan SCR. Ketika anoda lebih positif daripada katoda, sambungan J1 dan J3 dibias maju. Selama J2 terbias balik, maka SCR masih dalam kondisi memblok tegangan maju. Supaya arus dapat mengalir dari anoda ke katoda maka potensial J2 harus diperkecil yaitu dengan cara memberi arus pada P-nya melalui gate, sehingga bias balik pada J2 dapat berlangsung pada tegangan yang rendah. Dalam penggunaannya harus mengetahui cara-cara mengoperasikan SCR, yaitu metoda membuat SCR dalam kondisi menghantar (trigger methods) atau penyulutan dan metoda membuat SCR dalam kondisi tidak menghantar (commutation methods) atau komutasi.
Metoda penyulutan SCR dilakukan melalui terminal gate, yaitu setelah SCR dalam kondisi terpicu maka SCR akan dalam kondisi menghantarkan arus listrik, untuk pengaturan fasa atau menghentikan arus listrik maka diperlukan metoda komutasi. Pada intinya metoda komutasi pada SCR adalah mengusahakan tegangan pada SCR adalah nol, sehingga arus tidak mengalir. Pada saat itu dapat dipastikan SCR akan dalam kondisi tidak dapat menghantarkan arus listrik dari anoda ke katoda hingga pemicuan dimasukkan kembali. Kutub pemicuannya adalah gate-cathode. Jadi pemicuan atau penyulutan (triggering) bertujuan untuk membuat SCR dalam kondisi menghantarkan arus listrik dan sekaligus mengatur besarnya tegangan yang dilepaskan. Sedangkan tujuan komutasi adalah membuat SCR dalam kondisi tidak menghantarkan arus listrik (Rashid,1999).